Gerakan pmberontakan g 30 s pki sejarah yang di ketahui masyrakat
selama ini adalah bukan sejarah yang sesungguhnya terjadi, karena di
situ ada kebohongan-kebohongan yang memutar balikan fakta sejarah
kebenaran sesungguhnya tidak diungkap.
Awal mula sejarah presiden sukarno kiblat politiknya
adalah ke rusia yang dimana disitu ada negara besar yang bernama
unisoviet dan negaranya berpaham komunis dan lawan negara unisoviet
musuh abadinya yaitu amerika serikat yang berpaham liberalisme, presiden
sukarno pernah membuat NASAKOM ( Nasionalis Agama dan Komunis ) dan
sangat anti amerika dan juga tidak menyukai negara paman sam itu
alasanya salah satunya negara indonesia dan sukarno tidak mau di setir
atau di budaki oleh negara amerika serikat.
situasi politik pada waktu itu di indonesia sukarno
sangat disegani dan di hormati di indonesia khususnya dan umum nya di
dunia dengan ketegasannya dalam memimpin negara indonesaia, negara
amerika mencari cara untuk menggulingkan pemerintahan indonesia yang
dipimpin oleh sukarno lewat peran CIA disusunlah sebuah rencana,
kebetulan pada waktu itu presiden sukarno sudah sakit-sakitan, lewat
suharto amerika mulai melancarkan penggulungan presiden sukarno pada
waktu itu partai politik yang sangat dekat dengan presiden sukarno
adalah PKI ( Partai Kmunis Indonesia ).
PKI pada waktu itu sangat menguasai parlemen
pemerintahan bahkan ketua MPR sendiri Aidit seorang tokoh PKI dan
menteri-mentri dan gubernur hampir rata-rata dari PKI jadi tidak mungkin
kalau PKI yang akan menggulingkan pemerintahan sukarno dan membunuh ke 7
para jendral alasan yang logis saja PKI tanpa harus memberontak dia
sudah menguasai pemerintahan dan parlemen hampir seluruhnya jadi disini
jelas pada waktu itu suharto membuat rencana justru memfitnah PKI yang
memberontak dengan alasan adanya dewan jendral yang kejadiannya PKI yang
menculik dan membunuh para jendral padahal yang melakukan itu semua
bukan PKI tapi suharto di bantu oleh CIA yang didalangi oleh negara
amerika serikat yang ingin menggulingkan kepemimpinan presiden sukarno
yang kiblat polotiknya ke rusia yang selama ini lawan abadinya negara
amerika serikat.
Kesaksian mantan Menteri Pengairan Dasar zaman Orde
Lama HARYA SUDIRJA bahwa Bung Karno menginginkan Menpangad Letjen Achmad
Yani menjadi Presiden kedua bila kesehatan Proklamator itu menurun,
ternyata sudah lebih dahulu diketahui isteri dan putra-putri pahlawan
revolusi tersebut. "Bapak sendiri sudah cerita kepada kami (isteri dan
putra-putri Yani) bahwa dia bakal menjadi Presiden.Waktu itu Bapak
berpesan, jangan dulu bilang sama orang lain", ujar putra-putri Achmad
Yani : Rully Yani, Elina Yani,Yuni Yani dan Edi Yani - Sebelumnya
diberitakan dalam acara diskusi "Jakarta - Forum Live, Peristiwa
G-30S/PKI, Upaya Mencari Kebenaran" terungkap kesaksian baru, yaitu
beberapa hari sebelum peristiwa kelam dalam sejarah republik ini
meletus, Bung Karno pernah meminta Menpangad Letjen Achmad Yani
menggantikan dirinya menjadi presiden bila kesehatan proklamator itu
menurun.
Kesaksian tersebut disampaikan salah satu peserta
diskusi: Harya Sudirja. Menurut mantan Menteri Pengairan Dasar zaman
Orde Lama ini, hal itu disampaikan oleh Letjen Achmad Yani secara
pribadi pada dirinya dalam perjalanan menuju Istana Bogor tanggal 11
September 1965. Putra-putri Achmad Yani kemudian menjelaskan, kabar baik
itu sudah diketahui pihak keluarga 2 (dua) bulan sebelum meletusnya
peristiwa berdarah G-30S/PKI. "Waktu itu ketika pulang dari rapat dengan
Bung Karno beserta para petinggi negara, Bapak cerita sama ibu bahwa
kelak bakal jadi presiden", kenang Yuni Yani, putri keenam Achmad Yani.
"Setelah cerita sama ibu, esok harinya sepulang main golf, Bapak juga
menceritakan itu kepada kami putra-putrinya. Sambil tertawa, kami
bertanya, "Benar nih Pak?" Jawab Bapak ketika itu, "Ya", ucapnya.
Menurut Yuni, berita baik itu juga mereka dengar dari ajudan Bapak yang
mengatakan Bapak bakal jadi presiden. Makanya ajudan menyarankan supaya
siap-siap pindah ke Istana.
Sedangkan menurut Elina Yani (putri keempat), saat
kakaknya Amelia Yani menyusun buku tentang Bapak, mereka menemui Letjen
Sarwo Edhie Wibowo sebagai salah satu nara sumber. "Waktu itu, Pak Sarwo
cerita bahwa Bapak dulu diminta Bung Karno menjadi presiden bila
kesehatan Proklamator itu tidak juga membaik. Permintaan itu disampaikan
Bung Karno dalam rapat petinggi negara. Di situ antara lain, ada
Soebandrio, Chaerul Saleh dan AH Nasution", katanya. "Bung Karno bilang,
Yani kalau kesehatan saya belum membaik kamu yang jadi Presiden", kata
Sarwo Edhie seperti ditirukan Elina.
Presiden sukarno sakitnya semakin parah dan keparahan
sakitnya ini justru direncanakan oleh CIA lewat suharto dengan
membiarkan semakin parah dan tidak memberikan pengobatan yang tepat pada
presiden sukarno yang tujuanya agar presiden sukarno tidak sembuh dan
diharapkan meninggal dunia, disini juga di hembuskan fitnah oleh CIA
lewat suharto bahwa yang membuat sukarno sakit dan yang melakukan
pembiaran adalah PKI.
Dengan semakin parahnya presiden sukarno dengan sakitnya
terdengar kabar akan memberikan jabatannya sebagai presiden kepada
jendral ahmad yani dan itu dibenarkan Yuni pihak keluarga senang
mendengar berita Bapak bakal jadi Presiden. Namun ibunya (Alm.Nyonya
Yayuk Ruliah A.Yani) usai makan malam membuat ramalan bahwa kalau Bapak
tidak jadi presiden, bisa dibunuh. "Ternyata ramalan ibu benar. Belum
sempat menjadi presiden menggantikan Bung Karno,Bapak dibunuh secara
kejam dengan disaksikan adik-adik kami. Untung dan Eddy. "Kalau Bapakmu
tidak jadi presiden, ya nangendi (bahasa Jawa artinya :kemana) bisa
dibunuh", kata Nyonya Yani seperti ditirukan Yuni. Lalu siapa
pembunuhnya ? Menurut Yuni, Ibu dulu mencurigai dalang pembunuhan
ayahnya adalah petinggi militer yang membenci Achmad Yani. Dan yang
dicurigai adalah Soeharto. Mengapa Soeharto membenci A.Yani ? Yuni
mengatakan,sewaktu Soeharto menjual pentil dan ban yang menangkap adalah
Bapaknya. "Bapak memang tidak suka militer berdagang.Tindakan Bapak ini
tentunya menyinggung perasaan Soeharto". "Selain itu, usia Bapak juga
lebih muda, sedangkan jabatannya lebih tinggi dari Soeharto", katanya.
Sedangkan Rully Yani (putri sulung) yakin pembunuh
Bapaknya adalah prajurit yang disuruh oleh atasannya."Siapa orangnya,
ini yang perlu dicari", katanya.Mungkin juga, lanjutnya, orang-orang
yang tidak suka terhadap sikap Bapak yang menentang upaya mempersenjatai
buruh, nelayan dan petani. "Bapak dulu kan tidak suka rakyat
dipersenjatai. Yang bisa dipersenjatai adalah militer saja", katanya.
Menurut dia, penjelasan mantan tahanan politik G-30S/PKI Abdul Latief
bahwa Soeharto dalang G-30S/PKI sudah bisa menjadi dasar untuk melakukan
penelitian oleh pihak yang berwajib. "Ini penting demi lurusnya
sejarah. Dan kamipun merasa puas kalau sudah tahu dalang pembunuhan ayah
kami", katanya. Dia berharap, kepada semua pelaku sejarah yang masih
hidup bersaksilah supaya masalah itu bisa selesai dengan cepat dan tidak
menjadi tanda tanya besar bagi generasi muda bangsa ini. Kesaksian
istri dan putra-putri A.Yani bahwa Bapaknyalah yang ditunjuk Bung Karno
untuk jadi Presiden kedua menggantikan dirinya, dibenarkan oleh mantan
Asisten Bidang Operasi KOTI (Komando Operasi Tertinggi), Marsekal Madya
(Purn) Sri Mulyono Herlambang dan ajudan A.Yani, Kolonel (Purn) Subardi.
Apa yang diucapkan putra-putri Jenderal A.Yani itu benar. Dikalangan
petinggi militer informasi tersebut sudah santer dibicarakan. Apalagi
hubungan Bung Karno dan A.Yani sangat dekat, ujar Herlambang. Baik
Herlambang maupun Subardi menyebutkan, walaupun tidak terdengar langsung
pernyataan Bung Karno bahwa dia memilih A.Yani sebagai Presiden kedua
jika ia sakit, namun keduanya percaya akan berita itu. "Hubungan Bung
Karno dengan A.Yani akrab dan Yani memang terkenal cerdas, hingga wajar
jika kemudian ditunjuk presiden",kata Herlambang. "Hubungan saya dengan
A.Yani sangat dekat, hingga saya tahu betapa dekatnya hubungan Bung
Karno dengan A.Yani", ujar Herlambang yang saat ini sedang menyusun buku
putih peristiwa G-30S/PKI. Menyinggung tentang kecurigaan Yayuk Ruliah
A.Yani (istri A.Yani), bahwa dalang pembunuh suaminya adalah Soeharto,
Herlambang mengatakan bisa jadi seperti itu. Pasalnya 2 (dua) bulan
sebelum peristiwa berdarah PKI, Bung Karno sudah menunjuk A.Yani sebagai
penggantinya. Tentu saja hal ini membuat iri orang yang berambisi jadi
presiden.Waktu itu peran CIA memang dicurigai ada, apalagi amerika
serikat tidak menyukai Bung Karno karena terlalu vokal.
Sedangkan Yani merupakan orang dekat Bung Karno.
Ditambahkan Herlambang, hubungan A.Yani dengan Soeharto saat itu kurang
harmonis. Soeharto memang benci pada A.Yani. Ini gara-gara Yani
menangkap Soeharto dalam kasus penjualan pentil dan ban. Selain itu
Soeharto juga merasa iri karena usia Yani lebih muda, sementara
jabatannya lebih tinggi. Terlebih saat A.Yani menjabat Kepala Staf
Angkatan Darat (KASAD), Bung Karno meningkatkan status KASAD menjadi
Panglima Angkatan Darat. "Dan waktu itu A.Yani bisa melakukan apa saja
atas petunjuk Panglima Tertinggi Soekarno, tentu saja hal ini membuat
Soeharto iri pada A.Yani.
Dijelaskan juga, sebenarnya mantan presiden Orde Baru
itu tidak hanya membenci A.Yani,tapi semua Jenderal Pahlawan Revolusi.
D.I.Panjaitan dibenci Soeharto gara-gara persoalan pengadaan barang dan
juga berkaitan dengan penjualan pentil dan ban. Sedangkan kebenciannya
terhadap MT. Haryono berkaitan dengan hasil sekolah di SESKOAD. Disitu
Soeharto ingin dijagokan tapi MT.Haryono tidak setuju. Terhadap Sutoyo,
gara-gara ia sebagai Oditur dipersiapkan untuk mengadili Soeharto dalam
kasus penjualan pentil dan ban itu. Menurut Subardi, ketahuan sekali
dari raut wajah Soeharto kalau dia tidak menyukai A.Yani. Secara tidak
langsung istri A.Yani mencurigai Soeharto.
Dan ternyata surat supersemar ( surat perintah sebelas
maret ) yang selama ini diakui oleh suharto sebagai surat perintah dari
presiden sukarno untuk mengangkat dirinya ( suharto ) menggantikan
sukarno menjadi presiden, padahal isinya surat itu bukan seperti itu
tapi perintah untuk mengamankan situasi keamanan yang pada waktu itu
sedang memanas.
Surat SUPERSEMAR yang asli yang selama ini di bicarakan
itu tidak pernah diperlihatkan oleh suharto kepada umum yang di
perlihatkan surat supersemar yang palsu yang dibuat oleh dia sendiri,
yang mengangkat suharto menjadi presiden selama 32 tahun.
Strategi memputar balikan fakta sejarah ini berhasil
dilakukn oleh CIA lewat suharto yang di dukung oleh negara amerika
serikat, hasilnya PKI berhasil difitnah sebagai pembunuh para jendral
juga sebagai yang membuat kekacauan yang ingin menggulingkan
pemerintahan sukarno dan ingin mengganti PANCASILA sebagai pedoman
negara indonesia bahkan sukarno dianggap juga sebagai antek-antek dan
pendukung PKI padahal semua itu salah yang sejujurnya adalah
kesimpulannya yang menggulingkan pemerintahan sukarno dan yang membunuh
para jendral serta yang membuat kekacauan kudeta adakah ulah CIA oleh
negara amerika serikat lewat tangan suharto yang selama ini pernah
menjadi presiden indonesia selama 32 tahun lamanya.
Itulah fakta sesungguhnya sejarah yang selama ini
pernah menggurat negara kesatuan republik infonesia, semoga kita semua
bisa menghilangkan buruk sangka dan kebencian yang selama ini kita
rasakan, hilangkan pikiran buruk tentang PKI sebenarnya tidak pernah
melakukan semua itu janganlah memandang sebelah mata kepada mantan PKI
karena itu tidak adil menuduh yang tidak pernah mereka lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar